Tuesday, May 6, 2008

Macam - macam Diet (y-Free Diet)

y-Free Diet

Diet yang hampir mirip diet makrobiotik ini menempatkan susu pada urutan pertama pantangan. Kondisi ini justru malah menciptakan pola makan rendah kalsium. Padahal kalsium sangat dibutuhkan oleh tubuh sepanjang hayat.

Diet ini sangat rendah asupan kalsium. Tak heran jika pelakunya rentan terserang osteoporosis. Fungsi vital kalsium yang lain adalah membantu mengatur detak jantung, pertumbuhan otot, mencegah penggumpalan darah, membantu merangsang syaraf, membantu kontribusi enzim, membantu mempertahankan penyerapan zat-zat gizi ke tulang dan gigi. Jadi, bila tubuh kekurangan kalsium, tak hanya osteoporosis yang datang, risiko fatal seperti gangguan detak jantung dan gangguan rangsang saraf juga membayangi

Aturan mainnya

Makanan seperti beras putih, pasta, roti, protein hewani seperti telur dan susu, serta semua makanan berlemak adalah pantangan saat menjalani diet ini. Untuk menggantinya, Anda disarankan mengonsumsi makanan yang terbuat dari gandum, buah-buhan, sayuran, dan produk-produk yang mengandung omega 3 dalam jumlah terbatas.

Disarankan jika Anda mengurangi konsumsi produk susu sekitar 50% setiap harinya disarankan untuk menggantinya dengan jenis makanan lain makanan yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian ataupun produk dari kedelai.

Contoh menu:

Untuk sarapan Anda bisa memilih oatmeal yang diseduh air panas tanpa tambahan apapun. Sedangkan untuk makan siang, tahu kukus serta salad buah yang diperciki minyak zaitun. Sedangkan menu makan malam adalah ikan dikukus ditambah brokoli dan wortel.

home

Macam - macam Diet (Diet Lambat Karbohidrat)

Diet Lambat Karbohidrat

Karbohidrat lambat adalah karbohidrat yang kadar indeks glisemiknya (level perbedaan efek karbohidrat terhadap tingkat glukosa darah) rendah sampai sedang. Mereka yang mengikuti diet glisemik rendah sampai sedang mencapai penurunan bobot tubuh yang lebih besar dan lebih bisa mempertahankannya. Hal ini dikarenakan satu alasan sederhana, yaitu bahwa mereka menjaga gula darah mereka tetap stabil, yang membantu tubuh mereka tetap berada dalam zona “pembakaran lemak” sepanjang hari. Indeks glisemik mengelompokkan makanan berdasarkan seberapa cepat makanan itu meningkatkan kadar gula darah Anda. Makanan yang menyebabkan peningkatan gula darah secara cepat dikelompokkan menjadi tinggi dan sangat tinggi. Sedangkan, makanan yang menyebabkan peningkatan yang lambat dan secara bertahap dikelompokkan menjadi lambat sampai sedang dalam tabel glisemik. Alasan mengapa kita perlu memperhatikan seberapa cepat makanan meningkatkan kadar gula darah adalah karena gula (karbohidrat) memicu tubuh Anda melepaskan hormon yang disebut insulin. Kita paling terbiasa dengan insulin yang bekerja untuk menarik gula dari aliran darah ke sel tubuh dan dijadikan sebagai energi. Sayangnya, insulin juga berfungsi sebagai suatu hormon penyimpanan. Saat Anda memicu sejumlah besar insulin sebagai respon dari makanan tinggi karbohidrat atau tinggi glisemik, insulin memicu tubuh Anda untuk menyimpan semua ekstra karbohidrat sebagai lemak.

Makanan tinggi glisemik yang umum dan patut dihindari adalah semua makanan yang terbuat dari tepung dan gula sulingan. Banyak makanan olahan, makanan beku dan makanan kaleng yang terbuat dari tepung dan gula sulingan. Makanan seperti roti bagel, muffin, roti, pasta, sereal, pancake, biscuit, pretzel, kue beras, keripik tortilla dan kue-kue dikelompokkan sebagai makanan tinggi glisemik. Makanan jenis itu perlu dihindari karena mereka memicu sejumlah besar insulin dan menyebabkan tubuh Anda untuk menyimpan kalori ekstra sebagai lemak.

Makanan rendah glisemik adalah hampir semua jenis buah dan sayur, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, daging sapi, ayam, ikan, telur dan kebanyakan produk gandum. Seperti yang Anda bisa lihat, kita bicara tentang semua makanan alami yang diberikan Tuhan pada kita untuk dikuasai. Masalahnya adalah semakin banyak orang yang memakan makanan olahan, makanan cepat saji dan tidak secukupnya mengkonsumsi makanan alamiah yang Tuhan telah sediakan bagi kita. Hal ini seperti suatu wabah. Masyarakat telah mengkonsumsi begitu banyak makanan sulingan, olahan, cepat saji yang memicu kadar insulin yang berlebihan yang menyebabkan masalah seperti kegemukan, nafsu makan yang berlebih, hipoglisemia (penyakit karena terlalu rendahnya kadar gula atau glukosa dalam darah), penolakan insulin, diabetes, tekanan darah tinggi, peningkatan trigliserida dan depresi. Semua masalah itu sangat sering dan dihubungkan dengan peningkatan insulin dan dikelompokkan sebagai Sindrom Metabolisme.

Pelanggaran terburuk dan bahan-bahan yang perlu kita hindari dari makanan dan minuman adalah yang menggunakan sirup jagung tinggi fruktosa (high fructose corn syrup) sebagai pemanis. Semua itu termasuk semua minuman ringan, minuman buah, permen, makanan kesehatan dan shake. Produsen makanan akan berusaha menyamarkan pemanis glisemik tinggi dengan nama seperti maltodextrin, dextrose, maltosa dan sukrosa. Mohon jangan membuat kesalahan dengan menukar dan memilih makanan yang terbuat dari pemanis buatan dengan menganggapnya makanan rendah lemak atau rendah glisemik. Hal itu seperti menukar kaki yang cacat dengan tangan yang cacat. Keduanya sama-sama tidak baik.

Kunci bagi penurunan berat badan yang sukses datang dengan tetap menjaga zona pembakaran lemak Anda sepanjang hari. Makanan tinggi glisemik atau penganan tinggi karbohidrat membuat Anda keluar dari zona pembakaran lemak, karena gula darah Anda secara terus-menerus menaikkan dan menurunkan serta memicu hormon yang salah. Insulin bukan hormon yang baik atau tidak baik. Insulin hanya melakukan apa perlu dilakukannya. Saat Anda memproduksi insulin dengan jumlah besar, tubuh Anda akan menyimpan ekstra karbohidrat sebagai lemak sekaligus mencegah produksi glukagon, suatu hormon yang bekerja untuk mengurai lemak. Kedua hormon tersebut, insulin dan glukagon, bekerja berlawanan seperti jungkat-jungkit. Saat yang satu naik, yang satu turun dan demikian sebaliknya. Glukagon merupakan teman bagi mereka yang berdiet, karena kemampuannya untuk menguraikan lemak. Protein memicu produksi glukogan, sedangkan karbohidrat memicu produksi insulin.

Saat orang mengikut diet rendah lemak, mereka cenderung memakan lebih banyak karbohidrat. Orang yang memakan makanan yang rendah atau tanpa karbohidrat biasanya memakan lebih banyak protein dan memicu semakin banyak glukagon. Tetapi, tubuh dan otak membutuhkan karbohidrat bagi energi dan untuk berfungsi dengan normal. Mereka yang berdiet rendah karbohidrat cenderung dengan mudah gelisah, karena otak mereka tidak mendapatkan bahan bakar yang cukup. Otak yang normal dapat berfungsi tergantung pada karbohidrat. Saat gula darah Anda turun karena makanan yang salah, misalnya karena melewatkan jam makan, atau memakan makanan rendah karbohidrat, hal itu menghalangi fungsi otak yang normal. Karena inilah mengapa banyak orang bergumul dengan nafsu makan, perasaan cepat marah, mood yang cepat berubah, kesulitan konsentrasi dan memfokuskan pikiran. Otak mereka kehabisan bahan bakar utamanya, yang menyebabkan berbagai masalah.

Macam - macam Diet (Diet Vegetarian)

Diet Vegetarian

Makin banyak orang menerapkan pola makan ini, demi alasan kesehatan. Namun ternyata pola makan vegetarian bisa memberi manfaat tambahan, berupa pengendalian bobot tubuh. Agar Anda lebih kenal dengan jenis pola makan ini, cermati uraian berikut.

Apakah vegetarian itu?

Vegetarian adalah pola makan yang menghindari berbagai produk hewani. Asalnya, pola makan ini merupakan bagian dari ajaran suatu agama. Tetapi sekarang, vegetarian sudah menjadi bagian gaya hidup. Kini terdapat beragam pola vegetarian.

Vegan

Aliran vegetarian yang paling ketat, sama sekali tidak mengonsumsi produk-produk hewani, termasuk telur dan susu. Ada juga vegetarian yang dijuluki fructarian, selain tidak mengkonsumsi produk hewani mereka juga hanya mengonsumsi hasil tanaman yang bisa dipanen tanpa menyebabkan kematian tanaman tersebut

Lacto vegetarian

Pantang mengonsumsi semua produk hewani termasuk telur, tapi mengonsumsi susu dan olahannya.

Lacto ovo vegetarian

Tidak memakan produk hewani segar. Penganut Lacto ovo vegetarian tidak memakan daging atau ikan, namun masih mengonsumsi telur dan susu.

Semi-vegetarian

Mengonsumsi sayur-sayuran, juga ayam atau ikan, produk susu, dan telur. Hanya menghindari daging merah.

Vegetarian untuk diet

Menurut Profesor Tim Key dari Universitas Oxford, Inggris. Kenaikan berat badan pada seseorang dapat ditekan jika ia makan banyak karbohidrat dan sedikit protein. Hal inilah yang menyebabkan pola makan vegetarian relatif sesuai untuk mengendalikan pertambahan berat badan.

Selain itu menu vegetarian sangat menyehatkan karena hanya terdiri dari bahan makanan rendah lemak jenuh, rendah kalori, rendah gula, dan rendah garam, tetapi kaya akan vitamin dan mineral dari buah dan sayuran juga kaya serat.

Jadi tidaklah heran jika para pakar kesehatan sepakat, dari sekian banyak metode diet yang dianjurkan. Menghindari makanan dari daging dan mengubah perilaku makan menjadi vegetarian adalah cara diet yang paling tepat.

Kelemahan: Meski menjadi vegetarian banyak untungnya, namun bukan berarti pola makan ini jauh dari masalah kesehatan. Di antaranya adalah

Kekurangan seng (zinc) dan vitamin B-12.. Namun, kondisi ini bisa diatasi dengan cara banyak mengonsumsi kacang-kacangan dan produk-produk dari kedelai.

Rentan terhadap anemia. Namun dengan meningkatkan asupan protein nabati serta mengkonsumsi suplemen zat besi maka anemia bisa teratasi.

Macam - macam Diet (Diet South Beach)

Diet South Beach

Dr Arthur Agatston, seorang kardiolog dari South Beach, Miami, Florida, Amerika Serikat (AS), belum lama memperkenalkan metode pelangsingan tubuh baru, yang disebut South Beach Diet. Berbeda dengan metode diet yang umumnya membatasi karbohidrat, lemak, atau protein secara ketat, South Beach Diet memberikan keleluasaan untuk memilih makanan yang Anda sukai. Diet ini bukan diet rendah-karbohidrat juga bukan diet rendah-lemak, tapi menganjurkan pada Anda untuk memilih jenis karbohidrat dan lemak secara tepat.

Ada 3 tahapan dalam diet ini:

1. Pembatasan karbohidrat

Tahap pertama merupakan masa pembatasan karbohidrat yang yang masuk ke dalam tubuh. Namun, tidak semua karbohidrat dihindari, hanya karbohidrat yang "buruk", seperti kentang dan roti. Pada tahapan ini peserta diet diharuskan tetap makan tiga kali sehari ditambah waktu makan selingan. Ukuran makanan juga tidak perlu dikurangi. Tahapan ini dijalani minimal dua minggu dan dapat dijalani hingga satu bulan. Setelah menjalani dua minggu tahapan pertama, diperkirakan berat badan akan turun antara 5 hingga 6 kilogram.

2. Tahapan lanjutan

Pada tahap ini penurunan berat badan akan terjadi berangsung-angsur (0,5-1,0 kg/minggu). Pada tahap ini Anda harus menjalani penurunan berat bada hingga tercapai berat yang diinginkan, tentu saja dalam rentang waktu yang tidak dibatasi. Tahapan ini disebut juga sebagai tahapan pemberian karbohidrat (karbohidrat "baik") kembali. Secara perlahan-lahan, asupan pangan sumber karbohidrat "baik" seperti biji-bijian, beras tumbuk, atau kacang-kacangan-ditingkatkan. Beberapa jenis pangan yang masih dihindari, antara lain roti, kentang, dan wortel. Sedangkan buah yang harus dihindari, antara lain semangka dan nanas.

3. Pemeliharaan berat badan.

Tahap terakhir ini bertujuan untuk menjaga berat badan yang telah dicapai agar tidak naik atau turun secara dratis. Pada masa ini, jumlah dan jenis asupan pangan lebih beragam dibandingkan dua fase sebelumnya. Sedapat mungkin dihindari makanan selingan. Sebaiknya pilih kacang-kacangan (buncis, kacang merah, kacang kedelai, dan kacang hijau) sebagai sumber lemak dan protein. Beras merah adalah pilihan makanan pokok yang tepat. Secara umum konsumsi buah, seperti, apel, pir, anggur, dan jeruk, tidak dibatasi. Diet pada tahapan ketiga ini dianjurkan untuk terus diterapkan.

Kelemahan : Diet ini lebih cocok untuk mereka penderita diabetes dan obesitas. Karena landasan ilmiah yang dipakai adalah konsep indeks glikemik (IG), yaitu kecepatan pangan menaikkan kadar gula (glukosa) darah, setelah mengonsumsinya. Makanan yang IG-nya tinggi, mengakibatkan gula darah cepat naik, sehingga menghasilkan insulin berlebih.