Tuesday, May 6, 2008

Macam - macam Diet

Diet Atkins

Diet Atkins atau low carbohydrate ini diperkenalkan oleh seorang ahli nutrisi Amerika Serikat Dr. Robert Coleman Atkins, pada 1970 silam. Pantangannya segala macam karbohidrat dalam bentuk apapun, entah itu roti, keju, beras merah, kentang maupun mie dan nasi.

Energi penggantinya didapat dari makanan yang kaya protein dan lemak, seperti daging, ikan, telur dan sebagainya.

Protein dan lemak akan membuat rasa kenyang lebih tahan lama sehingga pelaku diet tidak mudah lapar. Meski begitu, asupan lemak menjadi berlebihan sehingga metabolisme tubuh tidak seimbang. Bagi perempuan, lemak yang berlebih ini umumnya disimpan di perut, paha dan pinggul. Hanya dalam enam bulan, penurunan bisa mencapai 10 kg.

Menurut ahli nutrisi dari Klinik Nutrifit Jakarta, Dr. Samuel Oetoro, M.S., Sp.GK, diet rendah karbohidrat merupakan diet yang membatasi sumber karbohidrat.

Karena tak mengonsumsi karbohidrat, para pengikut diet rendah karbohidrat mendapat energi dari makanan yang tinggi protein dan lemak. "Konsekuensinya, mereka meninggikan konsumsi protein. Sumber proteinnya diperoleh dari daging. Padahal kita tahu, daging mengandung lemak. Akibatnya, selain kadar protein dalam tubuh tinggi, lemaknya juga tinggi," jelas Samuel.

Ia menambahkan, "Enaknya diet seperti ini, kenyangnya lebih tahan lama. Karena makanan yang mengandung protein dan lemak akan membuat kita merasa lebih kenyang. Tetapi pendapat itu keliru, karena asupan lemak jadi berlebihan."

Masih menurut Samuel, diet rendah karbohidrat memang awalnya sangat menggembirakan bagi orang-orang yang sedang dalam program penururan berat badan. Menurut penelitian, pada enam bulan pertama, berat badan bisa turun drastis, terutama dalam waktu dua atau tiga bulan pertama. Meski penurunannya pada setiap orang berbeda-beda, dalam enam bulan, berat badan bisa turun sampai 10 kg! Namun, setelah enam bulan, berat badan cenderung turun pelan dan sedikit sekali. Jika akan diturunkan lagi biasanya susah.

Selain itu, menurut Samuel, cepatnya penurunan berat badan ini lantaran ikut keluarnya air dalam tubuh.

"Hal ini disebabkan adanya metabolisme atau proses pembakaran dalam tubuh. Kalau seseorang tidak makan karbohidrat, air cenderung dikeluarkan. Padahal dalam penurunan berat badan, yang harus diturunkan adalah lemak, bukan kadar air dalam tubuh."

Akibatnya, jika terlalu banyak cairan tubuh yang keluar, orang tersebut bisa mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Idealnya, jika sedang dalam tahap pelangsingan badan, seminggu menurunkan berat antara setengah sampai satu kilo gram. Jadi, sebulan maksimal turun sekitar empat kilo gram. "Bisa saja turun sampai 5-6 kg tetapi harus dalam pengawasan ketat dokter gizi. Kalau tidak, bisa terjadi komplikasi penyakit," ungkap Samuel.

Selain itu, diet rendah karbohidrat juga sangat berisiko menyebabkan penyakit karena tingginya asupan protein dan lemak tinggi. Antara lain bisa menyebabkan hiperkolesterol (tinggi kolesterol), menambah risiko penumpukan lemak berlebihan, dan penyumbatan pembuluh darah. Kelebihan protein dan lemak juga akan membebani ginjal. Kalau seseorang melakukan diet seperti ini selama bertahun-tahun, ginjalnya bisa rusak.

Seseorang yang telah telanjur terkena gangguan tersebut harus segera diobati dan ditangani oleh dokter di bidangnya. Misalnya, penanganan sakit ginjal dan jantung. "Selain itu, pola dietnya juga harus segera diubah dalam diatur ulang," kata Samuel melanjutkan.

Kelemahan: Diet yang tinggi protein membuat ginjal bekerja ekstra keras untuk menyaring zat sisa makanan. Diet yang minim karbohidrat juga menyebabkan seseorang lesu dan kurang konsentrasi.

No comments: